Golongan Manusia yang Pertama Kali dihisab

Golongan Manusia yang Pertama Kali dihisab


PORTAL MUSLIM : Manusia nanti pada hari kiamat akan dibangkitkan dari kuburnya, mereka akan dikumpulkan di padang mahsyar, di situlah kita diminta pertanggungjawaban semasa hidup di dunia dihadapan Allah Ta’ala. Lantas siapa orang-orang yang pertama yang mendapat panggilan untuk diadili dihadapan Allah Ta’ala pada hari kiamat kelak.
Menurut hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Nasa’i memberitahukan bahwa nanti pada hari kiamat ada orang-orang yang akan mendapat giliran pertama untuk diadili dihadapan Allah Ta’ala,
Yang pertama adalah, rojulun ustusyhida, seorang laki-laki yang berjuang, ikut ke medan perang, ia bertempur kemudian ia wafat, maka ia mendapat kesempatan pertama untuk diadili di hadapan Allah Ta’ala.
Kemudian Allah bertanya padanya,
Wahai seorang laki-laki, perbuatan apakah yang engkau lakukan semasa di dunia dengan nikmat yang telah Aku berikan?”
Kemudian laki-laki itu menjawab,
Wahai Tuhanku, sesungguhnya saya telah berjuang, saya ikut ke medan perang, kemudian saya wafat, saya menjadi syahid, itu semua karena Engkau wahai Tuhanku.”
Kemudian Allah Ta’ala menjawab,
Kadzabta,(engkau berdusta)Kadzabta,(engkau berdusta). Akan tetapi engkau berjuang, engkau ikut ke medan perang, dan engkau wafat supaya engkau dikatakan seorang pahlawan, supaya engkau dikatakan seseorang yang pemberani, engkau berjuang, engkau ikut ke medan perang, bukan karena Aku.”
Lantas orang tersebut dimasukkan ke dalam neraka Allah Ta’ala.
Kemudian nanti pada hari kiamat yang akan mendapatkan giliran kedua, disidang di hadapan Allah Ta’ala adalah, rojulun ta’allamal ‘ilma, wa ‘allamahu waqoro al qur’an,seorang laki-laki yang semasa hidup di dunia ia menuntut ilmu agama, ia menyebarkannya, ia berdakwah.
Kemudian Allah bertanya padanya,
Wahai seorang laki-laki, perbuatan apakah yang engkau lakukan semasa di dunia dengan nikmat yang telah Aku berikan?”
Kemudian laki-laki itu menjawab,
“Wahai Tuhanku sesungguhnya saya telah mempelajari Ilmu, mengajarkannya, dan saya membaca Al Qur’an karena-Mu”
Kemudian Allah Ta’ala menjawab,
Kadzabta,(engkau berdusta)akan tetapi engkau menuntut ilmu, engkau mempelajari ilmu, supaya engkau dikatakan ‘alim, kemudian engkau membaca Al Quran supaya engkau disebut qori’, engkau melakukan semua itu bukan karena-Ku, akan tetapi niat engkau, supaya disebut ‘alim, supaya disebut ustadz.”
Maka Allah menarik wajahnya, dan mencampakkannya ke dalam neraka.
                Selanjutnya yang mendapat giliran ketiga, nanti di hari kiamat, adalah, rojulun wassa’allahu ‘alaihi wa a’thohu min asma fil maa likullih, yaitu orang yang semasa di dunia diberi keluasan di dalam mencari harta.
Kemudian Allah bertanya padanya.
Wahai seorang laki-laki, perbuatan apakah yang engkau lakukan semasa di dunia dengan nikmat yang telah Aku berikan?”

Kemudian laki-laki itu menjawab,
“Yaa Rabb, Yaa Tuhan kami, bahwasanya apa yang Engkau berikan, apa yang Engkau titipkan kepadaku semasa di dunia, sudah aku infaqkan semuanya, sudah ku bantu orang miskin, sudah ku sedekahkan semuanya, ini karena aku ingin mengharap ridho-Mu.

Kemudian Allah Ta’ala menjawab,
“Kadzabta (engkau berdusta), akan tetapi engkau melakukan hal itu, supaya dikatakan engkau hartawan, engkau dermawan. Engkau beramal, engkau bersedekah bukan karena Aku.”
Maka Allah menarik wajahnya, dan mencampakkannya ke dalam neraka.
Ikhwafillah, ini adalah pelajaran berharga untuk kita, bagaimana seorang laki-laki yang berjuang, ikut ke medan perang, mendapat kesempatan berjihad semasa ia di dunia, akan tetapi niat yang ia lakukan bukan karena Allah Ta’ala, tetapi ingin disebut pahlawan, ingin disebut pemberani. Kemudian lelaki yang kedua adalah seseorang yang gemar mencari ilmu, berdakwah dan lain sebagainya akan tetapi, yang ia lakukan, yang ia kerjakan bukan karena Allah Ta’ala, akan tetapi ia ingin disebut ‘alim, orang yang oleh, orang yang pintar dalam masalah agama. Kemudian yang terakhir adalah seseorang yang diberikan kelapangan rizki oleh Allah dan ia menginfakkan hartanya untuk orang miskin akan tetapi, hal tersebut ia lakukan bukan karena Allah Ta’ala, melainkan ingin disebut sebagai dermawan, ia ingin disebut hartawan. Oleh sebab itu, mereka disatukan oleh Allah di dalam neraka, amalnya tertolak, amalnya tidak diterima oleh Allah Ta’ala.
Ikhwafillah, inilah yang kita takutkan, inilah yang kita khawatirkan, jangan-jangan nanti apa yang sudah kita lakukan, apa yang sudah kita kerjakan, nantinya tertolak dan tidak diterima amal kita oleh Allah Ta’ala, itulah mengapa para ulama menempatkan hadis niat dalam bukunya di halaman pertama, supaya yang membacanya tau bahwa ia menuntut ilmu, ia belajar, ia bersedekah, bukan karena ingin dipuji manusia, bukan ingin disebut-sebut namanya oleh manusia, akan tetapi ia melakukan hal itu karena Allah Ta’ala.
Ikhwafillah, apa yang dimaksudkan dengan ikhlas? Ikhlas adalah ketika seseorang mengerjakan suatu amalan, yang mana amalan itu ia ingin agar Allah Ta’ala yang menggantinya, agar Allah Ta’ala yang akan memberikan pahalanya, ia tidak ingin amalan itu dipuji manusia, disebut-sebut oleh manusia, dan ketika ia beramal, ia melakukan sesuatu yang baik, ia ingin agar Allah Ta’ala menerima amalnya, dan ia tidak mengharapkan balasan dari manusia, baik balasannya berupa jabatan, harta, dan lain sebagainya, akan tetapi ia hanya mengharapkan ridho Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam bishowab