Astagfirullahaladzim…!!!
Meninggal
Portal Muslim............Sebagian manusia bisa dengan
mudah melakukan perbuatan dosa dalam kehidupan sehari-hari. Karena seringnya
dilakukan, tindakan tersebut terkadang dianggap biasa sehingga tidak terasa
seperti dosa. Padahal dosa bukanlah perkara main-main.
Balasannya
mutlak neraka yang sudah disiapkan Allah SWT bagi hamba-Nya yang ingkar.
Ternyata, setelah meninggal tanggungjawab terhadap dosa maksiat yang pernah
dilakukan tidak terputus begitu saja.
Selama
perbuatan maksiat tersebut masih berdampak dan berpengaruh kepada orang lain,
maka dosanya akan tetap mengalir kepada pelakunya meski Ia sudah meninggal. Apa
saja dosa-dosa tersebut? Berikut ulasannya.
Jika
biasanya kita mengenal amal jariyah yang pahalanya mengalir meski sudah
meninggal, maka ada juga dosa jariyah yang di janjikan Allah SWT akan diterima
manusia. Saat sudah meninggal, seseorang akan tetap mendapatkan dosa karena
perbuatannya semasa di dunia masih berpengaruh buruk terhadap orang lain.
Padahal
di alam barzah manusia sangat membutuhkan limpahan pahala sebagai pertolongan
mereka menunggu hari kiamat. Namun karena dosa jariyah ini mereka justru harus
menanggung dosa-dosa yang dilakukan orang lain, akibat pengaruh atas tindakan
maksiat yang pernah Ia lakukan semasa hidup.
“Sesungguhnya
Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka
kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)
Lantas
apa saja dosa yang akan terus mengalir ini?
1.
Menjadi Pelopor Maksiat
Pelopor merupakan orang yang pertama melakukan suatu tindakan sehingga yang lain turut mengikuti. Pengikutnya bersedia meniru baik dengan paksaan maupun tanpa diminta sama sekali. Kondisi ini akan sangat bagus jika menjadi pelopor untuk tujuan yang baik. Namun bagaimana jika menjadi pelopor maksiat?
Dalam
hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk
dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang
yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa
mereka.” (HR. Muslim).
Orang
yang menjadi pelopor ini sama sekali tidak mengajak orang di lingkungannya
untuk berbuat maksiat serupa. Ia juga tidak memberikan motivasi kepada orang
lain untuk mengikutinya. Namun karena perbuatannya ini Ia berhasil
menginsipirasi orang lain melakukan maksiat serupa.
Itulah
mengapa anak Nabi Adam, Qabil, yang menjadi orang pertama yang membunuh manusia
harus bertangungjawab atas semua kasus pembunuhan di alam ini. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak
ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama
kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari
3157, Muslim 4473 dan yang lainnya).
Tidak
bisa dibayangkan, bagaimana dosa yang akan ditanggung pelopor dan pendesign rok
mini, baju you can see, penyebar video porno dan masih banyak tindak maksiat
lainnya. Sebagai pelopor dosa mereka akan terus mengalir hingga hari kiamat
kelak.
2.
Mengajak Orang lain Melakukan Kesesatan dan Maksiat
Berbeda dengan pelopor yang hanya menginspirasi orang lain, orang yang satu ini dengan nyata mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan dan tindakan maksiat. Merekalah merupakan juru dakwah kesesatan, atau mereka yang mempropagandakan kemaksiatan.
Dalam
Alquran Allah SWT menceritakan bagaimana orang kafir kelak akan menerima dosa
dari kekufurannya. Belum lagi dengan dosa-dosa orang-orang yang juga mereka
sesatkan.
“Mereka
akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa
orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka
disesatkan).”(QS. an-Nahl: 25)
Ayat
ini memiliki makna yang sama dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Siapa yang mengajak
kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya,
tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).
Contoh
mudah terkait hadist ini adalah orang-orang yang menjadi propaganda kesesatan,
mereka menyebarkan pemikiran-pemikiran yang menyimpang, mengajak masyarakat
untuk berbuat kesyirikan dan bid’ah.
Merekalah
para pemilik dosa jariyah, lantas bagaimana dosa mereka? Selama masih ada
manusia yang mengikuti apa yang mereka serukan, maka selama itu pula orang ini
turut mendapatkan limpahan dosa, sekalipun dia sudah dikubur tanah.
Termasuk
juga mereka yang mengiklankan maksiat, memotivasi orang lain untuk berbuat
dosa, sekalipun dia sendiri tidak melakukannya, namun dia tetap mendapatkan
dosa dari setiap orang yang mengikutinya.
Semoga
kita lebih berhati-hati dalam bertindak, dan lebih banyak melakukan amal shaleh
dibanding dosa-dosa maksiat. Karena hidup tidak hanya semata di dunia lalu
selesai ketika sudah meninggal. Namun perjalanan masih panjang untuk menuju
kehidupan yang kekal.